BUS MEWAH Pameran GIIAS ICE - BSD
Tuesday, 24 May 2016
Monday, 23 May 2016
Wednesday, 18 May 2016
Sejarah Aceh Masuk Kurikulum
Selasa, 22 Maret 2016, 15:00 WIB
BANDA ACEH -- Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyatakan, sejarah perdamaian Aceh, mulai dari perjanjian Helsinki hingga lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh akan masuk kurikulum. Pemerintah Daerah menginginkan agar anak-anak dapat memahami sejarah daerahnya untuk menjadi pembelajaran.
"Anak cucu kita harus sadar bahwa proses perdamaian Aceh termasuk peristiwa penting yang diakui oleh dunia internasional," kata Zaini di sela-sela peresmian gedung Lembaga Pendidikan Islam Nurul Rahmah di Buket Teungoh, Kecamatan Jangka Buya, Pidie Jaya, Ahad (21/3).
Ia menjelaskan bahwa sejarah tentang konflik yang melanda Aceh dan akhirnya selesai dengan semangat perdamaian perlu diceritakan kepada generasi penerus. Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran mereka akan pentingnya memelihara perdamaian bagi keberlangsungan pembangunan Aceh.
Perdamaian, menurutnya, berdampak positif bagi keberlangsungan pembangunan di wilayah yang dikenal dengan sebutan Serambi Makkah itu. Masyarakat dapat merasakan berbagai fasilitas umum yang mempermudah kehidupan.
Menurut Zaini, materi yang akan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan tersebut tidak hanya terkait dengan konflik dan perdamaian, tapi juga termasuk peran Aceh dalam mempertahankan kemerdekaan pada awal pendirian Republik Indonesia.
Ia memberi contoh tempat di mana Radio Rimba Raya di Bener Meriah yang kondisinya sangat sederhana. Radio tersebut menyiarkan status kedaulatan Indonesia sudah bebas dan merdeka dari penjajahan Belanda. "Tapi masih sedikit dari generasi muda sekarang yang tahu," katanya.
Zaini menyatakan, anak didik harus mengetahui ada banyak tokoh Aceh yang berkontribusi besar bagi kemerdekaan Indonesia. Mereka berjuang mengorbankan nyawa, menumpahkan darahnya untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan terbebas dari belenggu penjajahan.
Ia menambahkan, mediator damai Aceh, Martti Ahtisaari, bahkan mendapat hadiah Nobel Perdamaian berkat peran dan keterlibatannya dalam perundingan perjanjian damai Helsinki. Konflik berkepanjangan yang terjadi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu berakhir setelah penandatanganan kesepakatan damai antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Finlandia, Helsinki, 15 Agustus 2005.
Martti dikenal sebagai juru runding. Dia banyak berperan dalam negosiasi perdamaian antara pihak Aceh dan Pemerintah Indonesia. Zaini menyatakan, nama besar Martti harus tetap dikenang. Sehingga, generasi penerus bangsa dapat memahami apa yang terjadi di wilayahnya.
Kurikulum pemerintah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyatakan, implementasi Kurikulum 2013 (K13) membutuhkan waktu tujuh tahun (2013-2020). Penerapannya bertahap. Di Provinsi Riau, kurikulum ini baru diterapkan 19 persen.
Pihaknya fokus pada persiapan pelatihan bagi para guru. Setelah seluruh guru siap, K13 tinggal diterapkan di sekolah. "Jadi gurunya pelatihan dulu, baru penerapan. Semua negara di dunia ini membutuhkan dan memberi rentang waktu yang cukup untuk mengganti kurikulum di sekolah," kata Anies menuturkan.
Mendikbud menyatakan, jangan ada lagi pengalaman buruk terulang saat 2014. Ketika itu, dalam setahun ada dua kurikulum yang diberlakukan. Pemerintah sudah menetapkan rentang waktu implementasi kurikulum tujuh tahun sesuai dengan peraturan pemerintah (PP).
Dia mencontohkan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006. Kurikulum tersebut diberlakukan dari 2004-2011. Penerapannya secara menyeluruh terjadi pada 2011. antara, ed: Erdy Nasrul
Saturday, 14 May 2016
Dokumentasikan Sejarah Gayo, Ini Kata Sutradara Film Radio Rimba Raya
Terkait pendokumentasian sejarah Gayo jangan peduli orang lain, tulis dan abadikan saja dengan apa adanya.
Demikian kata Ikmal Gopi sutradara Film Dokumenter Radio Rimba Raya (RRR) dalam sebuah diskusi beberapa hari yang lalu bersama Salman Yoga S dan sejumlah pemuda Gayo di Jakarta.
Tidak usah pedulikan orang lain mau berkomentar apa, yang terpenting kita bekerja untuk dan demi sejarah Gayo, kata Ikmal bersemangat.
Ditambahkannya lagi bahwa orang yang yang tidak senang dengan karya kita apalagi sampai mem-bully-nya di media social adalah sebuah kemunafikan, sekaligus bukti ketidakmampuan orang tersebut dalam berbuat yang sama, jelas Ikmal.
Lebih lanjut lelaki yang jadi topic khusus dalam terbitan terakhir majalah Historia ini mengatakan kita wajib menghargai dan mengapresiasi siapa saja yang mau berbuat untuk negerinya, terlepas dari masalah kapasitas dan tetek bengek lainnya.
“Karya yang akan membuktikan orang berkapasitas atau tidak, selanjutnya biarkan dunia yang akan menilainya. Karena dunia hanya menghargai orang-orang yang mau dan serius berkarya, bukan ngomong doing apalagi sampai mem-bully ”, kata Ikmal berapi-api.[SP]
Tuesday, 10 May 2016
Film Radio Rimba Raya dan Ikmal Gopi jadi Topik Khusus Majalah Historia
Jakarta-LintasGayo.co: Sebuah majalah yang khsusus dan fokus pada hal-hal yang yang terkait dengan sejarah dalam edisi terbarunya menampilkan sosok sutradara film dokumenter Radio Rimba Raya (RRR) Ikmal Gopi alias Ikmal Bruce.
Film Dokumenter Radio Rimba Raya yang telah membuka mata banyak kalangan akan perannya dalam mengabarkan berita kemerdekaan Republik Indonesia dari tanah Gayo, jadi topik utama dalam sajian majalah bergengsi Indonesia itu.
Edisi terbaru majalah yang bernama Historia tersebut bukan saja menggupas tentang peran Radio Rimba Raya dalam mengabarkan berita kemerdekaan RI, tetapi juga mengulas film dokumenter tersebut dalam kaitannya dengan upaya penggalian dan pendokumentasian perjalalan sejarah.
Secara terpisah ketika ditemui di Jakarta, Senin 9/5 sutradara film Radio Rimba Raya Ikmal Gopi mengaku sangat terkejut dengan pemuatan profil dan karya filmnya di majalah Historia.
Ikmal mengaku sebelumnya ia memang diwawancarai oleh wartawan majalah tersebut Martin Sitompul. Tampil dengan empat halaman penuh dalam majalah sejarah bergengsi, Ikmal mengaku sebagai sebuah kejutan.
“Ini sebuah kejutan bagi saya, karena karya film Radio Rimba Raya mendapat apresiasi secara luas”, kata lelaki yang sudah berputra dua ini dengan rendah hati.
[Salman Yoga S]
Sunday, 8 May 2016
Gubernur: Proses Damai Aceh Diakui Dunia Internasional
LINTAS NASIONAL – PIDIE JAYA, Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah, menyebutkan, peristiwa perdamaian Aceh sebagai salah satu peristiwa pentng yang diakui oleh dunia internasional.
“Martti Ahtisaari, mediator damai Aceh mendapat hadiah Nobel Perdamaian berkat peran dan keterlibatannya dalam proses perundingan perjanjian damai MoU Helsinki,” ujar gubernur Zaini saat meresmikan gedung Lembaga Pendidikan Islam Nurul Rahmah, Buket Teungoh, Kecamatan Jangka Buya, Pidie Jaya, Minggu 20 Maret 2016.
Karena itu, Gubernur berharap masyarakat khususnya anak usia sekolah dapat mempelajari sejarah perdamaian Aceh mulai dari bangku sekolah. Gubernur juga memastikan, proses perdamaian mulai dari MoU Helsinski hingga lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pemerintah Aceh (UUPA) dipastikan akan masuk dalam kurikulum pendidikan Aceh.
Gubernur Zaini mengatakan bahwa sejarah tentang konflik yang puluhan tahun melanda Aceh dan akhirnya selesai dengan semangat perdamaian perlu diceritakan kepada generasi akan dating. Hal tersebut guna membangkitkan kesadaran mereka akan pentingnya memelihara perdamaian bagi keberlansungan pembangunan Aceh.
Menurut Zaini, sejarah Aceh yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nanti bukan saja berkaitan dengan konflik dan perdamaian, tapi juga termasuk peran Aceh dalam mempertahankan kemerdekaan pada awal pendirian Republik Indonesia. Gubernur memberi contoh tempat di mana RADIO RIMBA RAYA di Mener Meriah, yang kondisinya sangat sederhana. Radio tersebut adalah radio yang menyiarkan status kedaulatan Indonesia dari penjajahan Belanda. “Tapi masih sedikit dari generasi muda sekarang yang tahu,” katanya.
Di hadapan para pengurus pesantren dan santri yang turut hadir pada acara peresmian tersebut, Gubernur Zaini menegaskan bahwa pendidikan dayah terpadu akan tetap mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Aceh baik melalui Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) serta SKPA lainnya yang terkait.
Penguatan pendidikan Islam, kata Zaini, akan menjadi fokus perhatian Pemerintah Aceh. Sampai dengan sekarang, jumlah santri yang belajar di dayah dan pesantren terus meningkat. “Kami yakin, hal ini tidak terlepas dari perbaikan fasilitas dan peningkatan manajemen yang lebih baik dari dayah itu sendiri, yang telah kita upayakan bersama sejak beberapa tahun belakangan ini,” ujar Zaini Abdullah.
Gubernur Zaini menambahkan bahwa selain aspek pendidikan islam, Pemerintah Aceh saat ini juga fokus pada penguatan dan penerapan syariat Islam secara menyeluruh di Aceh. “Saat ini kita sedang merampungkan grand desain penerapan syariat Islam, yang Insya Allah akan selesai tahun ini,” Ujar Zaini.
Di dalam grand desain tersebut termasuk aspek ekonomi syariah dan tahapan Konversi Bank Aceh menjadi Bank Aceh Syariah yang oleh gubernur diprediksi akan terealisasi pada Agustus nanti.
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Posted by: lintasgayo.co in Keber Ari Gayo , Pemerintahan , Sosial Budaya , Terbaru 16 days ago 0 ...
-
Posted by: lintasgayo.co in Keber Ari Gayo , Pemerintahan , Sosial Budaya , Terbaru 16 days ago 0 Redelong...